Cari Blog Ini

Kamis, 15 Oktober 2015

Bahasa Yang Baik dan Benar

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Contoh bahasa yang Baku dalam Kehidupan sehari-hari :
            Apa yang kamu lakukan kemarin ?
            Apa kamu ingin mengambil makanan itu ?
                  Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar

 misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang Ikan atau tukang Ojek kita memakai bahasa baku seperti ini.

      - Berapakah ibu mau menjual ikan mas ini ?
      - Apakah Bang Ojek bersedia mengantar saya ke Dufan dan berapa ongkosya ?

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat berikut akan lebih tepat.

      + Berapa Nih ,bu ,ikan mas nya ?
      + Ke dufan berapa bang ?


Contoh Bahasa Sebagai alat komunikasi

+ Bahasa sebagai alat expresi diri

Ketika masih kanak-kanak, kita menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendak atau perasaan pada sasaran yang tetap, yakni ayah dan ibu. Dalam perkembangan selanjutnya, kita tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendak kita, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitar kita. Setelah dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Demikan juga, seorang penulis dapat mengekspresikan dirinya melalui tulisannya.

Contoh : Pengarang komik yang mengekspresikan dirinya lewat karya bergambar ,seorang penulis lagu mengekspresikan dirinya lewat musik ,dll .

+Bahasa sebagai alat adaptasi sosial

Sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang lain. Anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. 

Contoh : Perantau dari Kalimantan kuliah di Jakarta ,perantau itu harus berbicara bahasa Indonesia untuk berkomunikasi kepada orang-orang ,bukan dengan bahasa daerahnya.

+Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif untuk diterapkan kepada diri kita sendiri atau masyarakat. Berbagai penjelasan, informasi, dan pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Intinya untuk mnegontrol diri sendiri di dalam masyarakat/bersosialisasi .

Kesimpulan : jadi Penggunaan Bahasa yang baik itu bergantung kepada kondisi ,waktu ,tempat dan kepada siapa bahasa itu ditunjukaan .

Sumber      : http://manado.tribunnews.com/2014/07/31/tajuk-tamu-fungsi-bahasa





Tidak ada komentar:

Posting Komentar