Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa
yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik.
Contoh
bahasa yang Baku dalam Kehidupan sehari-hari :
Apa yang kamu lakukan kemarin ?
Apa kamu ingin mengambil makanan itu
?
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar
misalnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan
sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang Ikan atau tukang Ojek
kita memakai bahasa baku seperti ini.
- Berapakah ibu mau menjual ikan mas ini ?
- Apakah Bang Ojek bersedia mengantar saya ke Dufan dan berapa ongkosya ?
- Berapakah ibu mau menjual ikan mas ini ?
- Apakah Bang Ojek bersedia mengantar saya ke Dufan dan berapa ongkosya ?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku
dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan
situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat berikut
akan lebih tepat.
+ Berapa Nih
,bu ,ikan mas nya ?
+ Ke dufan
berapa bang ?
Contoh
Bahasa Sebagai alat komunikasi
+ Bahasa
sebagai alat expresi diri
Ketika
masih kanak-kanak, kita menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendak atau
perasaan pada sasaran yang tetap, yakni ayah dan ibu. Dalam perkembangan
selanjutnya, kita tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan
kehendak kita, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitar
kita. Setelah dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri
maupun untuk berkomunikasi. Demikan juga, seorang penulis dapat mengekspresikan
dirinya melalui tulisannya.
Contoh : Pengarang komik yang mengekspresikan dirinya lewat karya bergambar ,seorang penulis lagu mengekspresikan dirinya lewat musik ,dll .
+Bahasa
sebagai alat adaptasi sosial
Sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang lain. Anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.
Contoh : Perantau dari Kalimantan kuliah di Jakarta ,perantau itu harus berbicara bahasa Indonesia untuk berkomunikasi kepada orang-orang ,bukan dengan bahasa daerahnya.
Sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang lain. Anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.
Contoh : Perantau dari Kalimantan kuliah di Jakarta ,perantau itu harus berbicara bahasa Indonesia untuk berkomunikasi kepada orang-orang ,bukan dengan bahasa daerahnya.
+Bahasa
sebagai alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat
efektif untuk diterapkan kepada diri kita sendiri atau masyarakat. Berbagai
penjelasan, informasi, dan pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Intinya untuk mnegontrol diri sendiri di dalam
masyarakat/bersosialisasi .
Kesimpulan : jadi Penggunaan Bahasa yang baik itu
bergantung kepada kondisi ,waktu ,tempat dan kepada siapa bahasa itu
ditunjukaan .
Sumber : http://manado.tribunnews.com/2014/07/31/tajuk-tamu-fungsi-bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar